Posts

Showing posts from 2012

High quality hand bags

Image
My favorite store Available at   BAGSTORM genuine leather hand bags

Kemesraan ini, janganlah cepat berlalu...

Image
http://kogaeriko.com/ Ketika kita masih belia, jatuh cinta itu berjutaaa rasanya. Masa-masa identifikasi diri dan menemukan arti diri lewat penilaian orang lain, kalau boleh menyamaratakan. Ketika ada lawan jenis yang memberikan perhatian lebih, seolah diri lebih bermakna. Hidup lebih indah berwarna kadang rasanya seperti melayang, jarak menjadi tidak penting lagi, waktu bagaikan pembunuh nomor satu ketika berpisah. Di dunia ini, pembicaraan yang paling dominan masih seputaran percintaan dan kematian (seringkali dideskripsikan sangat menyeramkan).  Mengapa semakin bertambah umur, gejolak rasa yang dulu begitu kuat rasanya semakin berkurang seiring bertambahnya usia? Ada yang bilang, wah itu tanda-tanda frigid tuh. Ternyata jawabannya (untuk sementara) adalah semakin belia usia kita, referensi pengalaman hidup kita masih sangat terbatas, dan melihat segala sesuatunya dengan sangat sederhana, kalau bukan naif. Dan banyak hal yang terlihat sangat menakjubkan. Bila ada ya

AKU lebih baik dari kalian semua!

Sekelompok rakyat kecil dari pesisir pantai U, berbondong-bondong demo di depan SPBU karena kenaikan harga BBM (namun sebenarnya mereka salah tujuan karena penentu kebijakan harga BBM adalah pemerintah.) Umat agama A, melakukan unjuk rasa atas sakit hatinya yang sudah mencapai level dewa, atas hinaan terhadap figur panutannya (yang telah lama meninggal dunia dan sengaja enggan meletakan batu nisan apalagi dilukis karena kekhawatirannya akan pengkultusan dirinya yang berlebihan.) Sekelompok anak muda, asal daerah X, berunjuk rasa di depan Kedutaan negara Y sehubungan dengan isu diskriminasi karena perbedaan warna kulit (karena negara Y memvonis semakin gelap kulit manusia, semakin malas sifatnya). Organisasi RC, mendapat publikasi besar-besaran setelah membagikan ber ton ton beras kepada rakyat miskin di satu daerah terpencil (dan merasa berhak untuk mendikte kebutuhan dan keputusan daerah terpencil tersebut). Artis C, dibombardir karena skandal video porno, namun penju

Bapak tua pemulung sampah

Setiap hari, pada jam-jam tertentu saya sering mendengar gesekan dahan dan ranting di halaman depan kamar seperti ada orang berupaya menjangkau buah yang tinggi dengan galah bambu. Rupanya bapak tua pencari bunga.   Unik sekali bapak tua ini, dia punya rangkaian gigi asli, bukan gigi palsu, yang masih berbaris rapih, manis sekali bila ia tersenyum menyapa. Terbayang bagaimana gagahnya ia ketika muda dulu. Bertahun tahun bapak tua ini melakukan hal yang sama. Seringkali saya berpapasan di jalan dengannya. Topi,   galah bambu sepanjang 1,5 meter, kantung plastik dan karung plastik bekas selalu setia menemaninya.     Kadang muncul rasa iba melihat langkah lambatnya , namun ia tidak terlihat menyesali hidup apalagi membenci apa yang ia kerjakan. Ia selalu tersenyum sambil berjalan menyusuri halam-halaman rumah orang, mengamati bila ada bunga diantara ranting-ranting kamboja atau kembang sepatu. Saya berdoa, mudah-mudahan bapak tua itu tidak dilarang memungut atau memetik bunga dari

Mentertawakan proses orang lain

Everybody change, things change. Pernah berteman dengan seseorang yg "ancur" di satu almamater? Dan bertahun-tahun akademis label/predikat "ancur" itu melekat didirinya. Selang beberapa tahun setelah kelulusan, banyak yang tak menyangka ia menjadi "seseorang".  Hm...Kenapa juga ada respon "tidak menyangka". Padahal segala sesuatu tidak luput dari perubahan, yang konstan hanyalah hukum alam. Beberapa hari lalu saya bercakap-cakap dengan seorang teman, nona manis dengan segudang prestasi. Dalam percakapan itu kami membahas tentang "proses" orang lain.  Kedewasaan adalah pilihan, perubahan adalah pilihan. Namun kita sering tergelitik untuk menilai proses kehidupan orang lain, terutama bila orang lain tersebut menggunakan kita sebagai pembanding proses hidupnya. Istilah kerennya, orang-orang ini sedang menderita "comparison syndrom". Membandingkan, bukan hal yang negatif, bila contoh yang digunakan adalah orang-orang b

Bapak Tua dan Sungai Mekong

Teringat pembicaraan sekelompok teman sesama perantau tentang kata "polos". Mereka menertawakan kata "polos" dalam bahasa Bali, yg artinya "baik". Dalam hati saya bertanya, apanya yang lucu? masakah mereka tidak paham arti kata itu, sedangkan mereka sudah cukup lama tinggal di Bali. Arti kata polos yg mereka pikir mungkin kata polos yg cenderung mengarah ke bodoh. Lagi lagi tergelitik oleh semantik. Polos: sangat sederhana, apa adanya, dengan sebenarnya. Sifat yg dimiliki oleh kebanyakan anak kecil. Kata ini bila dilekatkan pada seseorang, merupakan suatu pujian. Banyak yg salah kaprah mengartikan ini sebagai kebodohan.   Ada seorang bapak yang sangat menarik perhatian saya separuh perjalanan saya dengan slow boat menyusuri sungai Mekong. Umurnya mungkin hampir mencapai 50 tahun, namun ada yang menarik dari sorot matanya dan sikap tubuhnya.   Ekspresi bapak ini seperti anak kecil penurut yg dengan sabar menunggu sesuatu sambil memperhatikan apa yg ada di

Tuhan hanya mengajarkan kasih sayang

Nama saya Aga, dan saya tidak tahu bagaimana saya harus menempatkan diri dalam masyakat. Pria dan wanita. Dua itu saja jenis kelamin manusia. Ya, betul memang hanya dua saja jenis kelamin, jikalau ada yang terlahir dengan kelamin ganda, itu adalah keajaiban alam. Saya tidak akan mengatakan itu cacat lahir.  Namun, adakalanya kita dibuat bingung dengan adanya fenomena transgender, waria, wanita tomboy dan semacamnya. Fenomena apa sih itu? Mengapa ada orang yang terlahir sempurna secara fisik rela mengutak atik onderdil aselinya? Dalam hal ini kita sudah tidak lagi berbicara tentang jenis kelamin, namun, identifikasi diri yang tidak berpatokan pada jenis kelamin.  Masyarakat Jawa kuno mengenal tiga “jenis kelamin”; Lanang (pria), wedhok (wanita) dan wandu sebagai third gender. Ada banyak penelitian mengenai penyebab dan sejarah lahirnya third gender, namun saya lebih suka membahas mengenai mengapa kaum yang masuk  dalam kategori third gender di Indonesia memiliki perilaku

Memberi = Membunuh?

Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Maksudnya lebih baik menjadi orang yang memberi daripada meminta. Saya selalu ingat wejangan orang tua saya bahwa sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang selalu dapat memberi dan berderma kepada yang membutuhkan.  Saya paling suka ketika ibu saya mengajak saya ke pasar, di sana saya seringkali menjumpai “orang miskin”, peminta-minta yang cacat lahir, dan anak-anak sebaya yang tidak bisa bersekolah sehingga harus menjadi kuli panggul.  Saya suka sekali ketika saya memberikan uang receh kepada mereka, ibu yang mengajarkan. Katanya orang-orang seperti itu wajib diberi sedekah, dan ada perasaan senang setiap kali saya berbuat” kebaikan” memberi receh kepada “oran-orang miskin” tersebut.  Hingga menginjak usia dewasa, kebiasaan saya memberi peminta-minta tidak pernah putus,  dan sampai saya menginjak masa kuliah, saya masih sering mengunjungi pasar yang sama, bertemu dengan “orang miskin” yang sama hanya saja mereka telah beranak

Ada Jiwa Kanak-kanak Dalam Setiap Diri Kita (Pengalaman Membuka Taman Bacaan Di Flores)

Ketika kami mengantarkan sumbangan buku-buku ke Kampung Megalith di Bena, Bajawa, Kab. Ngada (Flores), anak-anak yang saya pikir akan berada di sana dan menyambut kedatangan buku, sedang tidak berada di tempat. Kedatangan kami siang itu disambut oleh kepala desa dan Ketua Lembaga Adat  Kampung Bena, dan buku-buku yang kami bawa diletakan di ruangan khusus di dalam bangunan tradisional cantik yang juga berfungsi sebagai pos penjagaan dan pendataan kunjungan wisatawan. Kami membawa dua boks berisi ratusan buku-buku. Ketika boks pertama kami buka, tumpukan buku-buku tersebut layaknya magnet bagi warga yang kebetulan sedang berada di sana. Kebanyakan dari  mereka saat itu adalah orang tua dan anak-anak muda. Satu demi satu menghampiri kami yang sedang sibuk membongkar buku-buku bacaan dari boksnya dan dengan rasa keingin tahuan yang tinggi mereka "mengacak-acak" dan memilih buku yang masih tertumpuk tak beraturan di atas meja. Ketika saya sibuk menyusun buku dalam rak, saya m

Kisah cinta romantis secara ekslusif hanya milik wanita cantik seksi dan pria gagah nan tampan. Titik?

Flash back ke jaman SMP. Waktu itu valentine adalah hari yang paling menyebalkan buat saya, alasannya standard lah, karena saya jomblowati yang memiliki masalah self esteem   saat itu (salahkan majalah remaja keparat yg merusak konsepsi tentang “cantik”). Jujur saat itu saya merasa minder dengan bentuk betis dan pantat, kalo kata   majalah remaja saat itu, “harus”nya betis itu panjang dan lurus, pantat itu jangan sampe bisa buat boncengan. Anyway, tiap bulan Februari menjelang hari Valentine, pasti kawan-kawan yang kecentilan itu sibuk mempersiapkan hari H. Ada yang sibuk nyari kartu, kado boneka, cokelat, segala tetek bengek komersil yg dikaitkan dengan hari kasih sayang. Value sesorang dihari yang menyebalkan itu ditentukan dari seberapa banyak kado valentine yang didapat, sekeren apa hadiah valentine dari si ehemnya. Selain kesibukan perantal perintil gak penting buat nunjukin ayang ayangan itu, fokus kami pastinya tertuju pada kembang dan kumbang SMP (baca wanita dan pria yg pop

Industri parawisata akan membawamu ke arah mana?

Saya tergelitik dengan dokumentasi kehidupan Bali pada tahun 1920-1930an. Masyarakatnya pada saat itu sebagian besar masih murni agraris. Kehidupan yang mereka miliki sangat menarik perhatian para petualang dunia baru. Setelah promosi wisata yang gencar dilakukan oleh Belanda, masyarakat Bali diperkenalkan dengan industri baru, industri pariwisata. Hasilnya, saat ini, dunia masyarakat Bali era 20-30-an menjadi konsep utopia. Budayanya yg semula adalah tuntunan dalam kehidupan bermasyarakat, mungkin sekarang hanya dijadikan salah satu pertunjukan bagi wisatawan. Apakah masih bisa disebut berbudaya Bali? Apakah masih memiliki identitas Bali yang sama seperti dahulu kala? Manakala identitas awal, kebiasaan-kebiasaan lawas tergantikan dengan pola pikir dan kebiasaan baru, dapatkah disebut suatu masyarakat itu sedang mengalami kirisis identitas? Yang saya pahami, apakah itu norma, budaya, adat kebiasaan, agama, dan segala macam pakem-pakem yg ditujukan untuk menata kehidupan bermasyarak