AKU lebih baik dari kalian semua!

Sekelompok rakyat kecil dari pesisir pantai U, berbondong-bondong demo di depan SPBU karena kenaikan harga BBM (namun sebenarnya mereka salah tujuan karena penentu kebijakan harga BBM adalah pemerintah.)

Umat agama A, melakukan unjuk rasa atas sakit hatinya yang sudah mencapai level dewa, atas hinaan terhadap figur panutannya (yang telah lama meninggal dunia dan sengaja enggan meletakan batu nisan apalagi dilukis karena kekhawatirannya akan pengkultusan dirinya yang berlebihan.)

Sekelompok anak muda, asal daerah X, berunjuk rasa di depan Kedutaan negara Y sehubungan dengan isu diskriminasi karena perbedaan warna kulit (karena negara Y memvonis semakin gelap kulit manusia, semakin malas sifatnya).

Organisasi RC, mendapat publikasi besar-besaran setelah membagikan ber ton ton beras kepada rakyat miskin di satu daerah terpencil (dan merasa berhak untuk mendikte kebutuhan dan keputusan daerah terpencil tersebut).

Artis C, dibombardir karena skandal video porno, namun penjualan albumnya tetap meledak (karena lirik pamungkas ciptaanya yang sangat galau, sangat mencerminkan penyuka lagu-lagunya. Galau itu gaul)

Headlines yang dari tahun ke tahun, sangat laris, sehingga terus menerus ada dalam setiap berita kapanpun, di manapun, hanya merubah subjek dan keterangan waktu, seolah ada template bagi para jurnalis.

Mari kita kupas penyebabnya!

Organisasi masyarakat, besar atau kecil, gerakan sosial, skala dunia atau skala kecamatan, agama, paling tua atau paling baru, selama masih digerakan oleh manusia, sudah pasti memiliki kelemahan, menyesuaikan dengan karakter manusia yang menggerakkan atau menjalankannya.

Selama yang difokuskan adalah siapa paling benar, siapa paling berjasa, siapa paling tua, hasilnya hanya kekacauan. Apapun itu, ketika pembentukan awalnya sudah bertujuan baik, selayaknya memiliki hasil akhir yang baik. Sekumpulan manusia yang ingin menjadi lebih baik, berbuat baik, mendapatkan kebaikan, pun harus mengalami kendala ketika dihadapkan pada keharusan untuk berinteraksi dengan manusia lain. Ketika ego menyusup di dalam satu kebaikan, apalagi mempergunakan dan mengatasnamakan kebaikan untuk mencapai tujuan-tujuan sesat, sudah bisa diperkirakan kekacauan sebagai hasil akhir.

Parang yang sangat tajam, berfungsi untuk mempermudah manusia ketika bekerja memotong dahan, namun bila manusia tersebut memiliki tujuan lain, maka parang itu akan beralih fungsi seketika. 

Kadang bila dipikir pikir lagi, berbuat baik itu adakalanya harus dilakukan sendiri-sendiri. Satu tangan menggandeng tangan lainnya, satu orang menggandeng satu orang lainnya. Lebih sederhana. Doa paling murni, paling khusuk, berhubungan langsung dengan Yang Maha Kasih, seringkali terjadi ketika kita sendirian. Hubungan paling intim dengan yang terkasih pun demikian. Pada intinya, kegiatan yang memberi makan jiwa, jarang sekali dilakukan beramai ramai, karena ketika manusia sedang berupaya untuk berdialog dengan jiwanya, harus tanpa gangguan dari sekitarnya. 

Dalam sekumpulan manusia yang merupakan zoon politicon, politik akan selalu ada. Manusia pada dasarnya seringkali tidak sadar bahwa dalam setiap interaksinya, berpolitik, berupaya untuk mengukuhkan keberadaanya diantara manusia lain karena salah satu kebutuhan dasar manusia adalah merasa dibutuhkan dan diakui eksistensinya. Gangguan yang paling kerap datang pada manusia adalah, kecenderungan untuk berpolitik, upaya untuk mengukuhkan eksistensinya di atas eksistensi manusia lain. 

Pahami bahwa tujuan luhur dalam setiap kegiatan dan tindakan merupakan upaya untuk menciptakan perbaikan, menyebarkan kebaikan, dan terutama untuk memberi makan jiwamu, bukan egomu. Bila egomu yang berupaya kamu beri makan, maka hasilnya adalah : AKU lebih baik dari kalian semua! Murnikan niatmu, sederhanakan tindakanmu, jika murni hanyalah kebaikan yang kau tuju. Fenomena apapun yang ada di sekitarmu, tidak akan berpengaruh banyak padamu, jika akarmu kuat, langkahmu tegas dan tujuanmu sangat jelas. Semua suara yang ada disekelilingmu hanya hembusan angin kencang yang berupaya membuatmu mundur dalam melangkah ke tujuan yang hakiki.




Comments

Popular posts from this blog

Rindu Bali yang dulu

Ignorance is a bliss. Really?

Show Me The Way To Surrender