Dendam dan Kesuksesan

Dibalik kesuksesan seseorang, selalu ada cerita unik yang menjadi bekal utama yang membuat daya lenting seseorang begitu besar. Benar sekali, jika ada yang bilang bahwa setiap orang punya perjuangannya sendiri sendiri. 


Jaman kuliah dulu, saya belajar tentang psikologi perang. Salah satu literatur yang saya pelajari membahas tentang kondisi psikologis seorang Hittler. Dari segi fisik ia termasuk pendek dan tidak terlihat meyakinkan untuk memimpin sebuah bangsa. Bangsa Prusia. Apa yang membuat seorang Hittler memiliki kekuatan dan kharisma yang luar biasa sehingga ia bisa memimpin agresi perang dan aneksasi wilayah kekuasaan? 


Ada cerita yang sangat membekas dalam ingatan saya. Hittler kecil kala itu hidup di jaman susah dan banyak orang kelaparan. Saat itu yang berdaya secara ekonomi kebanyakan adalah keturunan Yahudi. Suatu hari, ia merasa sangat lapar dan melihat lihat dari luar jendela salah satu toko roti milik Yahudi.  Bukannya disantuni dan diberi roti, ia malah diusir dan mendapat cacian. Sejak saat itu dendamnya tumbuh dan terpelihara. Siapa sangka Hittler akan menjadi penguasa suatu saat. Hittler berupaya untuk membasmi semua Yahudi dalam wilayah kekuasaannya. Gas Chamber buatan Hittler, dibangun untuk memasukkan bangsa Yahudi ke dalamnya, dan dibunuh secara perlahan dengan asap pembakaran, layaknya oven panggangan roti. 


Cerita lain yang agak mirip saya dapatkan ketika beberapa tahun silam, saya berkunjung ke Jakarta. Menginap di apartemen seorang sahabat. Suaminya adalah seorang pengusaha yang memiliki banyak kenalan orang orang berpengaruh. Malam itu kami berdiskusi tentang seorang taipan yang sangat berpengaruh di negeri ini. Apa yang membuat ia menjadi taipan berpengaruh dan sekaligus notorious (terkenal, tapi konotasinya negatif). Kabarnya ia tidak segan segan "melenyapkan" nyawa musuhnya. Taipan itu sendiri pernah bercerita langsung, pada suami sahabat saya. Taipan ini anak keturunan yang hidupnya serba susah. Dulu waktu ia masih sangat belia, untuk bertahan hidup ia harus bekerja serabutan. Ia pernah bekerja di gudang beras sebagai kuli angkut. Suatu hari, ia sangat kelaparan dan ingin sekali makan sepiring nasi. Ketika sedang menyuapi nasi ke mulutnya, tiba tiba sang pemilik usaha gudang beras menendang piring nasinya sambil memaki maki. Saya menitikan air mata membayangkan apa yang dialami beliau di masa kecilnya. Bisa dibayangkan bagaimana dendamnya membara dan ia pelihara.  Hingga suatu saat ketika ia mulai berkuasa, hal pertama yang ia ingin lakukan adalah "menenggelamkan" si pemilik gudang beras hidup hidup. 


Untuk kesekian kalinya, saya mendapatkan cerita sedih yang serupa dan saya dengar langsung dari seorang pengusaha, yang memiliki bisnis properti dan restoran di mana mana. Ia adalah seorang piatu, memiliki ibu tiri yang tidak menyayanginya. Waktu kecil,  Ia dan keluarganya hidup serba kekurangan. Ibu tirinya merupakan tulang punggung keluarga dengan berjualan tipat cantok (gado gado khas Bali). Suatu hari ketika ia masih kecil, ia sangat kelaparan dan meminta sedikit tipat cantok. Ibu tirinya dengan sangat berat hati membuatkan tipat cantok untuknya sambil memaki maki. Ternyata tipat cantok yang ia dapatkan sengaja dibuat sangat pedas hingga tidak bisa dimakan, namun ia paksa untuk memakannya karena terlalu lapar. Cerita kali ini berbeda, karena melibatkan rasa welas asih di akhir cerita. Ia memilih untuk memaafkan ibu tirinya, karena sudah cukup dengan melihat ibu tirinya hidup menderita dan meminta maaf akan apa yang dilakukan ketika itu. 


Suatu kejadian yang sangat membekas, terutama ketika terjadi saat usia kecil atau muda belia, bisa menjadi bahan bakar kesuksesan seseorang. Tujuan kesuksesannya hanya satu, membalikkan keadaan, yang dulunya ia tidak berdaya, tumbuh menjadi sangat kaya raya dan berkuasa, bahkan bisa menjadi malaikat pencabut nyawa atau pencabut rejeki orang yang dulu menyakitinya. 


Berbuat baiklah selalu terutama pada orang yang sangat membutuhkan. Jika ada yang teraniaya oleh seseorang, atau oleh suatu keadaan, jadikanlah kejadian itu sebagai bahan bakar untuk meraih kesuksesan, namun dengan berlandaskan kasih sayang, agar semua mahluk mendapatkan kesejahteraan dan keadilan yang tidak didapatkan di masa lalu. Karena memelihara bara dendam, akan memicu kesuksesan lewat jalan yang keji atau akan mengalami berbagai jalan kepahitan dalam setiap kesuksesan yang diraih. 


Semua ingin sejahtera, bahagia, tenang dan damai. Tunaikan karma dengan lebih banyak lagi berbuat kebaikan. Semoga para pemilik bara dendam dari satu kejadian pahit, suatu saat bisa menceritakan kejadian itu, tanpa residu emosi, bahkan sambil menertawakan nasib malang kala itu di hadapan banyak orang.

Comments

Popular posts from this blog

Rindu Bali yang dulu

Ignorance is a bliss. Really?

Show Me The Way To Surrender