Diskotek, Pineal Gland dan Bunuh Diri Masal
DA : Di Banjarmasin
itu ada diskotik besar sekali, mirip kayak Stadium di Jakarta. Aku heran banget
kenapa diskotik itu harus sebegitu gelapnya, maksudku bukan masalah lightingnya,
tapi apa ya, rasanya tempat itu gelap sekali.
A : Haha, what do you
expect, segerombolan orang dengan niat tertentu, yang waktu itu mungkin auranya
lagi gelap, energinya lagi negatif, berbondong bondong datang ke satu tempat
yang jadi wadah niatnya itu. Pasti gelap lah semua jadinya, gak cuma lampunya aja
yang remang-remang. Hehe
DA: Hehe, di dalam
asapnya (rokok) gila sekali, aku keluar karena gak tahan, lucunya, keluar dari
diskotik juga ketemu asap dari kebakaran hutan. Itu gila itu haha.
A: Kalau orang Yahudi
dipaksa Nazi masuk ke gas chamber, ini orang di sana (yang masuk diskotik di
Banjarmasin) dengan suka rela bunuh diri masuk ke “gas chamber”, haha.
Baguslah, buat mengurangi jumlah populasi penduduk juga.
A: Ngomong-ngomong
populasi penduduk, aku pernah baca artikel tentang perilaku komponen ekosistem di hutan
belantara. Semut itu jenisnya banyak banget, dan kalau ada satu jenis semut
tertentu yang jumlah populasinya terlalu banyak, akan ada sejenis jamur yang
menyerang koloni semut jenis tertentu itu. Bayangkan, satu jenis jamur, untuk
satu jenis semut tertentu. Jadi ada sejenis jamur yang beregenerasi dengan cara
nebeng di bagian kepala semut itu sampai jamur itu tumbuh menembus tengkorak
kepala semut, dan mengendalikan perilaku semut itu. Jamur itu bikin semut
“dengan sukarela” melakukan tindakan bunuh diri dengan naik ke atas pucuk pohon
dan kemudian terjun bebas sampai mati. Haha, keren ya. Jamur “doang” gitu,
mampu mengendalikan perilaku spesies lain.
DA: Iya bener itu, aku
juga nonton di YouTube tentang semut bunuh diri, penelitian yang mirip, jadi semutnya selalu
naik ke atas menuju matahari terbenam, trus terjun bebas, dan jamur itu tumbuh
di atas jasad semut yang mati. Itu keren banget filemnya.
A: Menurut kamu apa
orang yang ke diskotik di Banjarmasin itu kena jamur atau virus apa gitu ya?
Jadi perilakunya kelihatan seperti mau bunuh diri secara sukarela gitu? Kalau begitu kenyataanya, itu bisa masuk akal. Kalau dunia ini punya kemampuan menyeimbangkan diri,
pasti ada cara-cara yang cuma alam semesta aja yang tau, ketika ada fenomena
overpopulasi spesies tertentu. Kecerdasan manusia itu semakin menurun, tapi
jumlahnya banyak sekali, mungkin kita ini sudah seperti hama saja. Pasti ada
sejenis jamur atau virus atau bakteri yang bekerja untuk mengurangi jumlah
populasi manusia ya.
DA: Iya, kayaknya
gitu. Secara hipotesa, kalau virus HIV-AIDS, kanker dan sebagainya itu tidak dibuat oleh
pihak tertentu, mungkin itu muncul secara alamiah untuk mengurangi jumlah
populasi.
A: Masuk akal, aku
pikir juga begitu, alam sedang bekerja dengan caranya sendiri. Atau siapa tau
generasi selanjutnya akan terlahir dengan organ reproduksi yang gak berfungsi.
Trus kayaknya fenomena homoseksual juga muncul karena upaya alam menyeimbangkan
diri. Bisa jadi gak sih sebenarnya kita sedang bunuh diri dengan kebiasaan kita
buka Facebook, dikit-dikit ngeGoogle, haha.
DA: Aku juga, I can
get crazy with Google, aku biasa nyari inspirasi dan baca baca artikel atau
tulisan di sana. That’s cool ya.
A: Hm, actually…that’s kind of
creepy, kita jadi sangat bergantung sama Google. Duh, jangan-jangan nanti
hubungan antara anak-orang tua juga kena imbasnya. Pertanyaan anak seperti
“Mom, what is God?”, trus emaknya jawab “Well, I am not sure honey”, “Ok, I’ll
Google it”, kata anaknya. Atau “Mom, how’s your feeling today?” trus emaknya
jawab “Well, I am not sure honey”, anaknya bilang “Ok, I’ll google it”.
Facebook dan Google itu juga kan kecanduan jenis baru. Kita nanti
akan berevolusi jadi spesies yang macam apa ya, setelah era Facebook dan Google?
Mungkin kita nanti cuma tinggal kepala aja, karena bagian tubuh lainnya gak dibutuhin
lagi, kita bisa komunikasi cukup lewat pikiran. Eh, tunggu, itu kalau kita makin
cerdas, mungkin kita akan seperti itu. Nanti komunikasi gak perlu lagi pakai
gadget atau alat bantu apapun. Seperti dalam filem “Lucy”, kalau penggunaan kapasitas
otak kita sudah 100%, we will be everywhere and nowhere, haha. Aku pikir
kecanduan itu pasti ada hubungannya dengan seleksi alam juga.
Aku pernah baca artikel yang bilang bahwa
kecenderungan addiction itu ada hubungannya dengan genetika. Bagi orang
tertentu, gampang sekali jatuh kecanduan sama sesuatu, alkohol, drugs, rokok
atau apalah, sambel terasi juga bisa. Aku ngerasa gak ada ketertarikan
sama drugs, gak ada rasa penasaran sama sekali, minum alkoholpun gak begitu
suka, ngerokok pun kalau harus berhenti gak pernah ngerasa berat. Tapi mungkin
aku punya kecanduan yang lain, apa ya….hm apa ya…kayaknya gak ada, biasa aja
ama semua hal. Katanya, secara psikologis,
orang yang gampang kecanduan sesuatu memang mentalnya rata-rata lemah.
DA: Aku juga kayaknya
gak pernah kecanduan sesuatu, hm..apa ya kecanduanku? Dulu aku ngerokok tapi
kalaupun harus berenti beberapa bulan atau minggu, ya rasanya biasa aja. Eh
iya, aku kemarin kemarin tiap kali bangun pagi, udah langsung duduk depan
komputer, dan belum gosok gigi pula, haha gila ya! Sekarang gak lagi, gak mau
gitu lagi ah.
A: Ya coba break the
patern, kamu kan orang kreatif, untuk mengalihkan perhatian dari gadget, coba
aja beli kayu, alat pahat, atau beli bola bekel! Tapi aku juga gitu sih, hal
pertama yang aku lakukan setelah bangun pagi ya ngecek hape. Gila memang, hehe…
DA: Ngomong-ngomong
tentang addiction, aku kayaknya kecanduan informasi, karena aku pernah bangun
jam 3 pagi, trus gak bisa tidur dan akhirnya buka Google, aku nemu semacam
jurnal ilmiah, lumayan banyak juga halamannya. Kamu tau pineal gland?
A: Pernah denger, tapi
lupa definisnya apa.
DA: Itu bagian otak
kita juga. Kamu pernah tau kan ikan di laut dalam yang di kepalanya ada
lampunya itu? Dia “mancing” makanan dengan lampu itu, sebenernya itu pineal
gland. Kalau ikan ikan yang lain, pineal glandnya tertanam di dalam kepala, tapi
ikan ini pineal glandnya tumbuh sampai keluar dari kepalanya. Fungsi Pineal
Gland itu untuk menentukan orientasi gerak juga, karena dia terasosiasi sama
rasi bintang, matahari, bulan, atas, bawah.
Rata-rata ikan punya sesuatu di bagian tengah matanya yang terkoneksi
sama pineal glandnya. Kura-kura juga berenang sejauh 14.000km dengan
menggunakan pineal gland sebagai kompas. Para penyelam laut dalam sudah
pasti bawa kompas karena kadang gak ngerti orientasi, mana arah ke permukaan
mana bawah, akibatnya bahaya, maunya naik ke permukaan malah bisa bisa menyelam
tambah dalam.
A: Wow keren amat,
trus sekarang fungsi pineal gland kita gimana menurutmu? Apa menurun
kemampuannya atau gimana? Kok kedengannra kayak mata ketiga ya?
DA: Iiya memang agak
mirip mata ketiga kedengerannya, makanya para hippies suka dengan simbol mata
ketiga yang letaknya di tengah tengah jidat itu. Di Mesir ada simbol mata di
dalam lingkaran yang sebenernya bentuknya mirip dengan pineal gland. Menurut
penelitian, pineal gland itu bisa berkurang fungsinya, seperti buram gitu. Itu karena pola makan minum kita yang gak bagus, pineal gland bisa diselimuti sama
tumpukan kapur. Dan fungsi pineal gland bisa diperbaiki dengan mengubah kembali pola makan kita dan dengan mencoba melakukan aktifitas yang kita senangi waktu kecil, dan melatih lagi imajinasi kita.Tapi pas udah hampir selesai baca jurnal ilmiah tentang pineal
gland itu, di bagian akhirnya ada semacam iklan obatan-obatan yang bisa
“membersihkan” pineal gland gitu dan jadi pineal gland bisa berfungsi kembali, haha. Aku jadi ya…gimana
ya rasanya setelah baca panjang lebar penjelasan ilmiah itu, ending nya
ternyata jualan obat.
A: Hahhaaa…iya aku tau
rasanya, itu mirip filem bagus tapi somehow di tengah proses bikin filem
tiba-tiba sutradaranya mati atau script writernya gak lunas dibayar jadi harus
diganti dengan sutradara ecek ecek, atau script writer abal-abal. Gak klimaks gitu. Haha...
DA: Hahha, iya mirip
gitu deh.
Seperti ada kombinasi
antara konspirasi manusia yang disengaja dan konspirasi alam semesta untuk
mengurangi jumlah populasi manusia. Biar cepet, orang seperti Rockefeller
menciptakan sebagian virus, bakteri, bahkan makanan GMO yang dapat mempercepat
proses tercapainya jumlah populasi penduduk dunia yang ideal, 3 milliar saja,
yang sesuai dengan daya tampung bumi,
dengan kondisi yang demikian, semua orang akan hidup sejahtera. Tidak,
kami sedang tidak kena jamur yang bikin high, dan ini adalah renungan, bahwa
baik buruk seolah tidak kentara batasannya.
Comments
Post a Comment