Ironi Aamir Khan



Sedang  gandrung dengan Aamir Khan dan selayaknya seorang fans, berita berita tentang sang idola tidak akan luput dari perhatian. Apa yang spesial dari seniman lakon satu ini? Karya karya yang dibintanginya (Dangal, Taare Zameen Par, 3 Idiots, Ghajini, Rang De Basanti, PK, Dhoom 3)  mengandung pesan yang cukup signifikan dan hampir semua filemnya memiliki alur cerita yang tidak biasa. Ia dijuluki Midas dalam dunia Bollywood.

Di luar semua itu, ia termasuk seniman yang kontroversial. Salah satunya adalah kontroversi ketika peluncuran filem bertajuk Faana. Peluncuran perdana filem ini tidak berjalan mulus di setiap daerah di India. Filem ini sendiri  bercerita tentang konflik perbatasan Kahsmir. Pemerintah daerah Gujarat memboikot peluncuran filem Faana karena Aamir Khan melontarkan protes keras terhadap pemerintah daerah Gujarat terkait relokasi warga yang menjadi korban pembangunan Narmada Dam di Gujarat. Bersama seorang  penulis, Arundathi Roy (The Cost of Living), termasuk yang aktif dalam menyoroti kasus Narmada Dam ( baca https://en.wikipedia.org/wiki/Narmada_Bachao_Andolan). Prinsip kerja dan kepeduliannya terhadap isu sosial, membuatnya mendapat predikat seniman yang sangat berpengaruh di India. Times of India pada tahun 2015 memasukkan namanya ke dalam daftar juri sebuah perhelatan Social Impact Awards (http://timesofindia.indiatimes.com/india/The-Times-of-India-Social-Impact-Awards-jury-members-profile/articleshow/46294177.cms)

Saat ini, giliran saya yang bingung, ketika sinar sang idola terlihat begitu cemerlang dan tengah berada dalam euphoria karena menemukan sosok idola lagi, euphoria itu harus terhenti mendadak, setelah menemukan fakta lain, bahwa sang idola juga pernah menjadi bintang iklan Coca Cola. Iya Coca Cola yang rasanya enak banget di mulut itu, tapi merusak kesehatan dan lingkungan. I totally fail to understand why he was doing what he was doing. Pahlawan di satu isu sosial tertentu, sekaligus pendukung dari praktek bisnis yang merusak kesehatan dan lingkungan di lain pihak. Bagaimana bisa? Bahkan, direktur Centre of Science and Environtment di India, Sunita Narain (India menjulukinya Anti-coke crusader), yang pada tahun 2015 juga duduk bersamanya sebagai juri dalam Social Impact Awards membuat pernyataan yang menyarankan Aamir Khan untuk mempelajari science sebelum Aamir Khan membuat pernyataan tentang Coca Cola dihadapan publik yang menyesatkan (http://www.bhopal.net/aamir-khan-advised-to-study-science-before-claiming-that-coke-does-not-contain-pesticides/ , http://timesofindia.indiatimes.com/entertainment/hindi/bollywood/news/Aamir-needs-science-lessons/articleshow/2202643.cms)

Aamir Khan tidak lagi membintangi iklan iklan perusahaan soda tersebut, entah apakah karena ia mulai terlihat enggan setelah bertemu Narain, ataukah perusahaan mencari sosok lain yang sedang hit. Iklannya yang terakhir kali tercatat pada tahun 2009, namun pihak perusahaan menyatakan masih bisa bekerja sama dengannya untuk projek projek tertentu. Pernyataan pihak CocaCola itu terkesan bahwa Aamir Khan sudah "terbeli". Walaupun Narain melontarkan kritikan tajam terhadap sang bintang, rupanya hubungan Aamir Khan - CocaCola tetap terjaga. Semoga saja pengaruh Aamir Khan cukup besar untuk membawa perubahan signifikan terhadap pola pikir korporasi soda yang notorious  itu.

Ah apapun itu setiap orang punya peranannya masing masing, jika kita diberikan cukup umur, kita akan paham apakah kita memberikan kebaikan untuk hidup atau justru meracuninya.

Comments

Popular posts from this blog

Rindu Bali yang dulu

Ignorance is a bliss. Really?

Show Me The Way To Surrender