Ibu Baru



Saya adalah seorang single parent yang selama masa kehamilan dan proses persalinan hingga pasca persalinan dijalani seorang diri, namun sangat beruntung memiliki support system - teman dan keluarga yang memberikan rasa aman dan perasaan positif. Hal itu membuat saya merasa sangat bahagia selama menjalani proses menjadi ibu baru. 

Dari pengalaman ini saya merasa sepertinya kehamilan dan proses melahirkan selama ini telah dikomersialisasi. Memang ibu hamil dan ibu baru adalah masa di mana wanita merasa dan diperlakukan lebih spesial, namun perlakuan dan sugesti berlebihan akan kehamilan kadang membuat calon ibu sepertinya tidak lagi menjadi sensiitif terhadap tubuhnya dan janin yang dikandungnya. Apalagi jika calon ibu tidak merasa bahagia, ia tidak akan mampu “membaca” tubuh dan janinnya. Masa masa ini adalah masa di mana calon ibu lebih sensitif terhadap tubuhnya dan terhadap kebutuhan janin yang dikandungnya. Jika ibu bahagia selama masa kehamilan, maka proses bersalinpun akan sangat mudah dan menyenangkan. 

Akhirnya saya paham apa yang dirasakan calon ibu dan ibu baru. Saya merasa sangat beruntung dibandingkan dengan mereka yang selama masa kehamilan dan pasca melahirkan dikelilingi oleh anggota keluarga, namun justru tidak mengalami masa kehamilan dan pasca melahirkan yang menyenangkan. Anehnya, banyak diantaranya disebabkan karena tekanan dari sesama wanita, apakah itu ibu, mertua, saudari ipar, atau bahkan bidan. Penilaian hingga penghakiman terhadap calon ibu dan ibu baru adalah hal yang merapuhkan pondasi dari kehidupan baru yang dibawa sang ibu baru.

Trauma melahirkan, gagal memberikan ASI, baby blues, adalah hal yang tidak perlu dialami seorang ibu jika saja semua orang tahu bagaimana untuk SHUT THE FU*K UP. Itu adalah ekspresi kemarahan saya ketika mendengar pengalaman banyak ibu yang mengalami depresi karena komentar, teguran, cemooh dari orang sekelilingnya tentang bagaimana dia merawat kehamilan dan bayinya. 

Seorang wanita memiliki hak penuh atas dirinya, bagaimana ia ingin menjalani kehamilan dan persalinannya, apa yang membuatnya merasa aman dan nyaman. Saya pikir seandainya semua ibu memiliki keberanian untuk berkata tidak dan menjauh dari orang-orang yang tidak membuatnya nyaman selama masa masa istimewa itu, bahkan jika perlu untuk selamanya hingga anaknya dewasa, pasti dunia ini akan dipenuhi oleh anak-anak yang bahagia, manusia-manusia yang tumbuh sempurna jiwanya. 

Saya tidak merasa sendiri walaupun selama masa kehamilan dan pasca persalinan saya jalani seorang diri. Saya sangat beruntung mengenal Bumi Sehat dan beberapa teman yang tidak akan saya lupakan semumur hidup karena berada di samping saya pada saat-saat istimewa itu. Di Bumi Sehat saya merasa dirangkul seorang ibu yang akan selalu mengakatan bahwa semuanya akan baik baik saja dan semuanya akan menyenangkan, dan bahwa saya adalah seorang wanita yang perkasa, mengagumkan, saya merasa bangga dengan diri saya sendiri dan mereka meyakinkan saya bahwa saya akan menjadi seorang ibu yang baik, akan melahirkan anak yang cerdas dan elok. Saya merasa sangat bahagia selama masa kehamilan karena setiap datang untuk memeriksa kehamilan, mereka selalu memberikan energi positifnya, kehangatannya dan kebersahajaan dari keberadaan Bumi Sehat. Hingga masa persalinan tiba, saya masih bisa bersenda gurau dengan beberapa bidan dan teman yang saya yakin jika dia tidak berjenis kelamin wanita, saya akan jatuh cinta padanya saat itu. Dia adalah seorang doula, yang fungsinya adalah membuat calon ibu merasa orang yang paling hebat, perkasa, cantik dan berdaya. Dia akan memastikan calon ibu merasa nyaman selama proses persalinan hingga beberapa saat pasca persalinan. 

Bumi Sehat tercatat dalam sejarah kehidupan baru saya. Rasanya tidak cukup kata-kata untuk menggambarkan betapa saya akan selamanya berhutang budi dan nyawa pada Bumi Sehat.

Yang saya ingat adalah wajah-wajah para bidan yang lelah namun tetap tegar dan selalu waspada, dalam kelelahannya masih mampu membagikan energinya bagi sang ibu dan janinnya, wajah-wajah yang berdoa, wajah-wajah yang sepertinya adalah jelmaan malaikat penjaga para ibu dan bayi saat mereka bertugas.

24 jam, kadang mereka tidak tidur selama 24 jam! Bagi saya yang hobi tidur, saya merasa takjub dan khawatir ketika semua bidan yang ada di ruangan saya tidak tidur. Saya merasa khawatir dengan mereka yang khawatir dan berdoa untuk saya.

Yang saya ingat adalah seorang bidan yang tiba tiba berada di depan pintu kamar rumah melihat saya dan bayi saya dengan perasaan khawatir, padahal saya tidak memanggilnya ke rumah. Ia melihat saya yang tertidur kelelahan karena berupaya menyusui dengan pandangan penuh kekhawatiran, memegang thermometer, dengan lembut berkata, saya hanya ingin memastikan Anda dan bayi Anda baik-baik saja, dan saya hanya tertegun takjub dengan perhatian Bumi Sehat.

Yang saya ingat adalah kecupan kening dari Ibu Robin Lim dan semangatnya yang menular.

Yang saya ingat adalah bagaimana ia mampu mebuat bayi saya menyusui dalam sekejap, setelah berhari hari saya frustasi karena bayi saya menolak menyusui.

http://indonesiaexpat.biz/meet-the-expats/meet-ibu-robin/

Bagi saya, BUMI SEHAT terasosiasi erat dengan kata CINTA. Tidak bisa dibayangkan bagaimana seorang ibu menghadapi hal-hal baru dalam menghadirkan anak manusia ke bumi, menghadapi fenomena antara hidup dan matinya tanpa orang-orang yang betul betul peduli padanya. Tidak bisa dibayangkan. Jika wanita adalah pilar kehidupan, BUMI SEHAT adalah pondasi dari pilar itu.

Terima kasih, yang tak terhingga.

Comments

Popular posts from this blog

Bata Merah

Kalpanax for the WORLD!

Rindu Bali yang dulu